Teknologi deepfake, yang mampu membuat rekaman video atau audio manipulasi realistis, telah menjadi momok baru bagi keamanan dunia maya. Deepfake berpotensi membawa serangan phishing ke level yang jauh lebih meyakinkan, dengan aktor jahat dapat memanfaatkannya untuk melancarkan berbagai kejahatan siber yang merugikan organisasi.
.
.
Meskipun belum terjadi insiden serangan deepfake berskala besar, potensinya untuk menimbulkan kerugian finansial dan reputasi tergolong niscaya. Mari kita telaah beberapa contoh skema serangan deepfake yang dapat menarget organisasi:
- Penipuan CEO (CEO Fraud): Deepfake bisa digunakan untuk membuat rekaman video CEO perusahaan yang seolah-olah memerintahkan transfer dana dalam jumlah besar ke rekening tertentu, atau menginstruksikan karyawan untuk mengungkapkan informasi sensitif perusahaan kepada pihak yang tidak berwenang. Serangan ini bisa sangat efektif karena pelaku dapat menjiplak pola bicara, gestur tubuh, dan bahkan ekspresi mikro CEO yang biasa terlihat dalam rekaman video asli.
- Disinformasi Politik dan Sosial: Video deepfake yang menampilkan politikus atau tokoh masyarakat terkemuka menyampaikan pernyataan kontroversial atau bohong bisa memicu keresahan publik dan ketidakstabilan sosial. Deepfake yang ditargetkan ke figur publik dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi opini publik menjelang pemilihan umum, merusak reputasi lawan politik, atau bahkan memicu kerusuhan sosial.
- Sabotase Negosiasi Bisnis: Deepfake bisa digunakan untuk mengacaukan jalannya negosiasi bisnis. Oknum pelaku dapat memanipulasi rekaman video negosiasi sebelumnya untuk mengubah kesepakatan yang telah dicapai, atau membuat rekaman video palsu yang berisi pernyataan yang menguntungkan pihaknya. Hal ini dapat merusak kepercayaan dan hubungan baik yang terjalin selama proses negosiasi.
- Serangan terhadap Reputasi Organisasi: Deepfake bisa dimanfaatkan untuk membuat video yang mendeskreditkan produk atau layanan yang ditawarkan organisasi. Misalnya, video deepfake yang menampilkan artis atau influencer yang menjadi brand ambassador seolah-olah menjelek-jelekkan produk tersebut. Dampak serangan semacam ini bisa sangat merugikan reputasi dan citra organisasi, serta berujung pada penurunan pendapatan.
.
Selain contoh di atas, perlu diingat bahwa kemampuan teknologi deepfake terus berkembang pesat. Ke depannya, serangan deepfake bisa menjadi semakin canggih dan sulit dibedakan dari rekaman asli.
Selain contoh di atas, perlu diingat bahwa kemampuan teknologi deepfake terus berkembang pesat. Ke depannya, serangan deepfake bisa menjadi semakin canggih dan sulit dibedakan dari rekaman asli.
Untuk menghadapi ancaman ini, organisasi perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi risiko. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan:
- Pelatihan Kesadaran Keamanan: bekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengenali ciri-ciri potensial rekaman deepfake. Training ini dapat mencakup identifikasi kejanggalan visual dan audio, seperti gerakan bibir yang tidak sesuai dengan ucapan, ketidakkonsistenan pencahayaan, atau mimik wajah yang terlihat tidak natural.
- Verifikasi Informasi: terapkan prosedur verifikasi yang ketat untuk semua komunikasi, baik melalui email, telepon, maupun video call. Lakukan konfirmasi langsung dengan pihak terkait, terutama jika menerima instruksi yang tidak sesuai dengan prosedur atau terkesan mencurigakan.
- Pemantauan Media Sosial: laksanakan pemantauan media sosial secara aktif untuk mengidentifikasi potensi deepfake yang menargetkan organisasi Anda. Manfaatkan tool atau jasa deteksi deepfake yang tersedia untuk menganalisa konten yang beredar di media sosial.
- Pemanfaatan Teknologi Deteksi Deepfake: teknologi yang tersedia saat ini, meskipun belum sempurna, mampu membantu dalam mendeteksi keberadaan deepfake. Organisasi dapat mempertimbangkan untuk menggunakan perangkat lunak deteksi deepfake untuk memfilter konten yang masuk ke jaringan perusahaan.
.
Dengan mengambil langkah-langkah antisipatif dan menerapkan budaya keamanan informasi yang baik, organisasi dapat memperkecil risiko menjadi korban serangan deepfake. Serangan deepfake adalah ancaman nyata yang perlu diwaspadai, dan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan membangun pertahanan siber yang komprehensif menjadi hal yang krusial.
Dengan mengambil langkah-langkah antisipatif dan menerapkan budaya keamanan informasi yang baik, organisasi dapat memperkecil risiko menjadi korban serangan deepfake. Serangan deepfake adalah ancaman nyata yang perlu diwaspadai, dan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan membangun pertahanan siber yang komprehensif menjadi hal yang krusial.