LockBit adalah salah satu kelompok peretas ransomware paling aktif dan berbahaya di dunia, yang telah menyerang ribuan korban di berbagai negara, termasuk Indonesia. LockBit menggunakan teknik-teknik canggih untuk menyusup ke jaringan korban, mencuri data sensitif, mengenkripsi file-file penting, dan menuntut tebusan dalam bentuk mata uang kripto. Jika korban tidak membayar, LockBit mengancam akan mempublikasikan data yang dicuri di situs web mereka atau menjualnya ke pihak lain.
.
Namun, keberhasilan LockBit tidak berlangsung lama. Pada bulan Februari 2024, operasi polisi internasional yang dipimpin oleh National Crime Agency (NCA) dari Inggris dan didukung oleh Europol dan Eurojust berhasil membongkar jaringan LockBit dan menangkap dua anggota utamanya di Polandia dan Ukraina. Operasi ini juga melibatkan kerjasama dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Korea Selatan, dan lain-lain.
Namun, keberhasilan LockBit tidak berlangsung lama. Pada bulan Februari 2024, operasi polisi internasional yang dipimpin oleh National Crime Agency (NCA) dari Inggris dan didukung oleh Europol dan Eurojust berhasil membongkar jaringan LockBit dan menangkap dua anggota utamanya di Polandia dan Ukraina. Operasi ini juga melibatkan kerjasama dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Korea Selatan, dan lain-lain.
.
Operasi polisi ini, yang diberi nama Operation Cronos, mengandalkan penyelidikan mendalam, analisis intelijen, dan aksi penyergapan yang terkoordinasi. Polisi berhasil meretas server-server yang digunakan oleh LockBit untuk mengelola operasi mereka, menyita lebih dari 200 dompet kripto yang berisi uang hasil kejahatan, dan membuat alat dekripsi untuk memulihkan file-file yang terenkripsi secara gratis. Polisi juga menyita panel afiliasi LockBit, yang digunakan oleh para peretas untuk merekrut dan membayar mitra-mitra mereka yang membantu menyebarluaskan ransomware. Panel ini kini menampilkan pesan bahwa informasi, kode sumber, percakapan, dan data korban LockBit telah disita oleh polisi.
Operasi polisi ini, yang diberi nama Operation Cronos, mengandalkan penyelidikan mendalam, analisis intelijen, dan aksi penyergapan yang terkoordinasi. Polisi berhasil meretas server-server yang digunakan oleh LockBit untuk mengelola operasi mereka, menyita lebih dari 200 dompet kripto yang berisi uang hasil kejahatan, dan membuat alat dekripsi untuk memulihkan file-file yang terenkripsi secara gratis. Polisi juga menyita panel afiliasi LockBit, yang digunakan oleh para peretas untuk merekrut dan membayar mitra-mitra mereka yang membantu menyebarluaskan ransomware. Panel ini kini menampilkan pesan bahwa informasi, kode sumber, percakapan, dan data korban LockBit telah disita oleh polisi.
.
Selain itu, polisi juga mengungkap identitas dan lokasi beberapa anggota LockBit lainnya, termasuk dua warga negara Rusia yang diduga sebagai pemimpin kelompok ini. Kedua orang ini, yaitu Artur Sungatov dan Ivan Kondrachev, telah dituntut oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat atas tuduhan berkonspirasi untuk melakukan serangan ransomware terhadap sistem komputer di Amerika Serikat, Asia, Eropa, dan Afrika. Mereka juga diincar oleh Interpol dengan perintah penangkapan merah, yang berarti mereka dapat ditangkap di mana saja di dunia.
Selain itu, polisi juga mengungkap identitas dan lokasi beberapa anggota LockBit lainnya, termasuk dua warga negara Rusia yang diduga sebagai pemimpin kelompok ini. Kedua orang ini, yaitu Artur Sungatov dan Ivan Kondrachev, telah dituntut oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat atas tuduhan berkonspirasi untuk melakukan serangan ransomware terhadap sistem komputer di Amerika Serikat, Asia, Eropa, dan Afrika. Mereka juga diincar oleh Interpol dengan perintah penangkapan merah, yang berarti mereka dapat ditangkap di mana saja di dunia.
.
Operasi Cronos merupakan pukulan besar bagi LockBit dan menunjukkan komitmen dan kemampuan polisi internasional untuk melawan ancaman ransomware. Operasi ini juga memberikan harapan dan bantuan bagi para korban LockBit, yang kini dapat mengakses alat dekripsi yang disediakan oleh polisi untuk mengembalikan file-file mereka tanpa harus membayar tebusan. Polisi juga mengimbau para korban untuk melaporkan serangan LockBit kepada otoritas setempat dan tidak memberikan uang kepada para peretas, karena hal itu hanya akan membiayai kegiatan kriminal mereka.
sumber
Operasi Cronos merupakan pukulan besar bagi LockBit dan menunjukkan komitmen dan kemampuan polisi internasional untuk melawan ancaman ransomware. Operasi ini juga memberikan harapan dan bantuan bagi para korban LockBit, yang kini dapat mengakses alat dekripsi yang disediakan oleh polisi untuk mengembalikan file-file mereka tanpa harus membayar tebusan. Polisi juga mengimbau para korban untuk melaporkan serangan LockBit kepada otoritas setempat dan tidak memberikan uang kepada para peretas, karena hal itu hanya akan membiayai kegiatan kriminal mereka.
sumber