Cara Mencegah Pencurian Identitas di Era Digital

By SumedangKab-CSIRT in Literasi Keamanan Informasi

Literasi Keamanan Informasi
Pencurian identitas adalah kejahatan siber yang berarti seseorang menggunakan data pribadi orang lain tanpa izin untuk tujuan tertentu, seperti mengakses akun, membeli barang, atau mengajukan pinjaman. Pencurian identitas dapat merugikan korban secara finansial, reputasional, dan emosional. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keamanan data pribadi di era digital ini.
.
Data pribadi adalah informasi yang dapat mengidentifikasi seseorang secara unik, seperti nama, alamat, nomor telepon, email, nomor kartu kredit, nomor jaminan sosial, dan lainnya. Data pribadi dapat dicuri oleh peretas melalui berbagai cara, seperti phishing, spoofing, aplikasi palsu, atau jaringan Wi-Fi publik. Peretas kemudian dapat menjual, memanfaatkan, atau menyalahgunakan data pribadi tersebut untuk kepentingan mereka sendiri.
.
Untuk mencegah pencurian identitas, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Berbeda untuk Setiap Akun
Kata sandi adalah kunci pertama untuk mengamankan akun online. Jika kata sandi mudah ditebak, dicuri, atau dibobol, maka akun dapat diakses oleh orang lain. Oleh karena itu, gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun. Kata sandi yang kuat adalah yang memiliki kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Hindari menggunakan kata sandi yang sama untuk semua akun, atau yang berhubungan dengan informasi pribadi, seperti tanggal lahir, nama, atau nomor telepon.
.
2. Ganti Kata Sandi secara Berkala dan Aktifkan Autentikasi Dua Faktor
Selain menggunakan kata sandi yang kuat, ganti kata sandi secara berkala, misalnya setiap tiga bulan. Hal ini dapat mencegah orang lain yang mungkin telah mengetahui kata sandi lama untuk mengakses akun. Selain itu, aktifkan fitur autentikasi dua faktor (2FA) pada akun yang mendukungnya. Fitur ini meminta kode verifikasi tambahan yang dikirimkan melalui SMS, email, atau aplikasi khusus setelah memasukkan kata sandi. Dengan begitu, akun menjadi lebih aman karena membutuhkan dua faktor untuk masuk.
.
3. Jaga Informasi Pribadi Tetap Rahasia dan Hati-Hati Saat Berbagi
Jangan pernah membagikan informasi pribadi, seperti nomor kartu kredit, nomor jaminan sosial, atau alamat rumah, melalui email, pesan teks, atau media sosial. Jika ada yang meminta informasi tersebut, pastikan untuk memverifikasi identitas dan keabsahan mereka terlebih dahulu. Selalu gunakan saluran komunikasi yang aman dan terpercaya. Hati-hati juga saat berbagi informasi pribadi di media sosial, seperti lokasi, aktivitas, atau foto. Informasi tersebut dapat digunakan oleh orang lain untuk mengetahui pola hidup, kebiasaan, atau kelemahan kita.
.
4. Gunakan Koneksi Internet yang Aman dan Hindari Mengklik Tautan yang Mencurigakan
Saat menggunakan internet, pastikan untuk menggunakan koneksi yang aman dan terenkripsi, seperti Wi-Fi pribadi atau VPN. Hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak memiliki kata sandi atau sertifikat keamanan, karena data yang dikirimkan melalui jaringan tersebut dapat dicuri atau dimodifikasi oleh orang lain. Juga, jangan pernah mengklik tautan atau membuka lampiran yang dikirimkan oleh orang yang tidak dikenal atau mencurigakan. Tautan atau lampiran tersebut dapat mengandung malware, yaitu perangkat lunak jahat yang dapat mencuri, merusak, atau mengontrol data di perangkat kita.
.
5. Perbarui Perangkat Lunak secara Teratur dan Gunakan Aplikasi Antivirus yang Terpercaya
Perbarui perangkat lunak di perangkat kita, seperti sistem operasi, browser web, aplikasi antivirus, dan program lainnya, secara teratur. Pembaruan tersebut seringkali mencakup perbaikan keamanan yang penting untuk melindungi diri kita dari serangan malware atau virus. Gunakan juga aplikasi antivirus yang terpercaya dan selalu aktifkan fitur pemindaian dan perlindungan secara otomatis. Aplikasi antivirus dapat membantu mendeteksi dan menghapus malware yang ada di perangkat kita.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat mengurangi risiko menjadi korban pencurian identitas di era digital. Namun, jika kita sudah terlanjur menjadi korban, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, seperti:
  • Melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang, seperti bank, penyedia kartu kredit, atau lembaga perlindungan konsumen.
  • Mengubah kata sandi dan mengunci akun yang terkait dengan data yang dicuri.
  • Memantau laporan kredit dan transaksi finansial secara rutin untuk mengetahui adanya aktivitas mencurigakan.
  • Menghubungi penyedia layanan identitas untuk mendapatkan bantuan dalam mengembalikan identitas dan memulihkan kerugian.

Pencurian identitas adalah ancaman serius yang dapat merusak hidup kita di era digital. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan berhati-hati dalam menjaga keamanan data pribadi kita. 








 sumber : Berbagai Sumber 
Back to Posts